Jumat, 29 Oktober 2010

Ubuntu SuperOS 10.10


 


SuperOS 10.10 adalah turunan Ubuntu 10.10 Maverick Meerkat yang dirilis beberapa hari kemudian, menambahkan sejumlah fitur baru dan dioptimalkan untuk pengguna luring (luar jaringan). Diantara distro yang ada di dunia, Ubuntu termasuk distro yang paling mudah dipasang. Namun, karena kebijakan tertentu yang ingin dipatuhi oleh perusahan penerbitnya Canonical, maka selama atau seusasi instalasi diperlukan sambungan Internet agar semua aplikasi dan komponen yang memerlukan codec dan driver proprietari bisa langsung bunyi dan jalan.

Distro SuperOS yang dibuat berdasarkan dan sepenuhnya kompatibel terhadap Ubuntu menyadari kendala itu kemudian menyiasati dengan menyediakan dan membuka peluang untuk melakukan pasca instalasi codec dan driver tanpa sambungan Internet, disamping menyertakan beberapa kemudahan lainnya agar hidup calon pengguna Ubuntu menjadi lebih indah.



SuperOS 10.10 menyertakan driver-driver yang dibutuhkan pengguna pada umumnya, termasuk driver untuk kartu grafis Nvidia, ATI dan kartu wireless network Broadcom yang semuanya bisa langsung dipasang dari DVD, kemudian diaktivasi via fitur "Aditional Drivers" tanpa koneksi Internet.

Kecuali itu, SuperOS 10.10 telah menyertakan perkakas "usb-creator", yaitu sebuah installer USB baru yang menggantikan tool "cd2usb." Dukungan untuk Java juga terpasang di SuperOS untuk memastikan agar pengguna dapat mengakses semua situs-situs yang umumnya membutuhnnya.

Sebagai turunan Ubuntu 10.10 yang diterbitkan beberapa hari kemudian, SuperOS 10.10 masih sempat menyisipkan peket-paket terkini berikut sejumlah perbaikan dan peningkatan yang diambil dari lumbung repositori termasuk kernel Linux kernel 2.6.35.3, GNOME 2.32, X.Org 7.5 dan lainnya.

Software aplikasi untuk media berikut dukungan masing-masing Codec yang dikemas misalnya VLC untuk memutar DVD dan sejumlah format proprietari seperti MP3, QuickTime, WMV, DivX, Xvid dan sebagainya. Seperti pada SuperOS versi 10.04.1 yang diterbitkan dua bulan sebelumnya, SoperOS 10.10 menyertakan tiga browser utama yaitu Firefox, Google Chrome dan Opera. Media DVD SuperOS tersedia baik untuk arsitektur 32 maupun 64 bit.

Rincian Fitur SuperOS 10.10:
  • NEW: Based and on Ubuntu 10.10
  • NEW: Easy installation of Nvidia, ATI and Broadcom drivers, even without an internet connection
  • NEW: usb-creator, Live USB creator right from the DVD menu (replacing cd2usb)
  • NEW: Java re-added, replacing OpenJDK (only Java works with some banking websites)
  • NEW: All software in the Super OS repository updated to their latest versions
  • Additional Multimedia Support: VLC, support for DVD-playback, MP3 support and for other formats, like QuickTime video, Real video, Windows Media Video, Flash Video, DivX, Xvid, (.mov, .wmv, .flv, .avi, etc...) etc...
  • Internet software: aMSN, Skype, Opera, Google Chrome and Firefox (all browsers include Flash)
  • Portable Applications available (RUNZ included)
  • Programs are easier to run: App Runner is included
  • Mount tar.gz/.zip/.rar/.iso files with File mounter
  • Other software: Ubuntu Tweak and GParted
  • Super OS has it's own repository, in addition to the official Ubuntu repositories
  • Live USB creator (usb-creator) right from the DVD menu (see second image)
  • Improved compatibility with 32-bits application, by including ia32-libs (64-bits version)
  • Wubi, allowing easy installation alongside Windows
  • Computer Janitor disabled, since it is pretty much a useless and confusing program
  • Focus on making it very usable offline 

UPIN @ IPIN - 10 Tamak.3gp

Rabu, 27 Oktober 2010

AHMADIYAH BUKAN BAGIAN DARI ISLAM

DAKWATUNA.COM
Oleh: Tim dakwatuna.com
dakwatuna.com – Jakarta. Pemerintah Indonesia tampaknya perlu mencontoh sikap tegas yang dilakukan Pakistan. Bila di sini, Ahmadiyah masih dibiarkan dan bisa leluasa mengaku-ngaku sebagai bagian dari pemeluk Islam, tidak demikian halnya di Pakistan.

Pengikut ajaran yang didirikan oleh Mirza Ghulam Ahmad (1835-1908) pada tahun 1889 di satu desa kecil yang bernama Qadian, Punjab, India, ini tak bisa mengaku dirinya sebagai Muslim. Ahmadiyah tidak digolongkan sebagai bagian dari agama Islam. Ahmadiyah dimasukkan sebagai agama minoritas non-Muslim.

”Konstitusi kami menempatkan mereka bukan Muslim. Mereka mungkin menyebut rumah ibadahnya sebagai masjid. Tapi, identitas mereka berbeda, agama mereka berbeda,” tegas Wakil Menteri Informasi dan Penyiaran Pakistan, Mansoor Suhail, kepada wartawan Republika, Muhammad Subarkah, saat berkesempatan berkunjung ke Pakistan, pekan lalu.

Cara tegas ini, ujar Suhail, terbukti efektif meredam konflik yang dulu kerap terjadi antara umat Islam dengan Ahmadiyah. ”Setelah posisi ini ditegaskan, segala keributan pun usai,” ujarnya.

Menurut Suhail, pemerintah Pakistan selama ini selalu bertanggung jawab dan dapat mengambil tindakan tepat bila ada permasalahan dalam hubungan antarkaum beragama. ”Tanggung jawab pemerintah untuk mencari jalan keluarnya. Siapa pun tak boleh mencederai sentimen keagamaan. Di sinilah peran pemerintah,” katanya. (Budi Raharjo/RoL)

friendfinder.com

Ringkasan ini tidak tersedia. Harap klik di sini untuk melihat postingan.

Selasa, 19 Oktober 2010

tidur cantik tuntunan rasululloh


Tidur Cantik Sesuai Tuntunan Rasulullah�

Disusun Oleh: Ummu Hajar Muroja’ah: Ust. Abu Salman






Tidur bagi muslimah merupakan saat yang sangat penting. Karena dalam tidurnya ia mengumpulkan tenaga untuk beribadah kepada Allah. Selain itu, ketika tidur hati seorang muslimah di antara jemari Allah. Seorang muslimah cantik karena agamanya. Jadi tidurnya pun harus cantik. Hendaknya seorang muslimah menjaga adab-adab dalam tidur dengan adab yang diajarkan dalam agama Islam. Bagaimana adab-adabnya?

Tidak tidur terlalu malam setelah sholat isya kecuali dalam keadaan darurat seperti untuk mengulang (muroja’ah) ilmu atau adanya tamu atau menemani keluarga, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Barzah rodhiyallahu ‘anhu:


“Bahwasanya Rosululloh sholallahu ‘allaihi wassalam membenci tidur malam sebelum (sholat Isya) dan berbincang-bincang (yang tidak bermanfaat) setelahnya.” [Hadist Riwayat Al-Bukhari No. 568 dan Muslim No. 647 (235)]


Hendaknya tidur dalam keadaan sudah berwudhu, sebagaimana hadits: “Apabila engkau hendak mendatangi pembaringan (tidur), maka hendaklah berwudhu terlebih dahulu sebagaimana wudhumu untuk melakukan sholat.” (HR. Al-Bukhari No. 247 dan Muslim No. 2710)

Hendaknya mendahulukan posisi tidur di atas sisi sebelah kanan (rusuk kanan sebagai tumpuan) dan berbantal dengan tangan kanan, tidak mengapa apabila setelahnya berubah posisinya di atas sisi kiri (rusuk kiri sebagai tumpuan). Hal ini berdasarkan sabda Rosululloh: “Berbaringlah di atas rusuk sebelah kananmu.” (HR. Al-Bukhari no. 247 dan Muslim no. 2710)


“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam apabila tidur meletakkan tangan kanannya di bawah pipi kanannya.” (HR. Abu Dawud no. 5045, At Tirmidzi No. 3395, Ibnu Majah No. 3877 dan Ibnu Hibban No. 2350)


Tidak dibenarkan telungkup dengan posisi perut sebagai tumpuannya baik ketika tidur malam atau pun tidur siang. “Sesungguhnya (posisi tidur tengkurap) itu adalah posisi tidur yang dimurkai Allah Azza Wa Jalla.” (HR. Abu Dawud dengan sanad yang shohih)



Membaca ayat-ayat Al-Qur’an, antara lain:

a) Membaca ayat kursi.
b) Membaca dua ayat terakhir dari surat Al-Baqoroh. c) Mengatupkan dua telapak tangan lalu ditiup dan dibacakan surat Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas kemudian dengan dua telapak tangan mengusap dua bagian tubuh yang dapat dijangkau dengannya dimulai dari kepala, wajah, dan tubuh bagian depan, hal ini diulangi sebanyak 3 kali (HR. Al-Bukhari dalam Fathul Bari XI/277 No. 4439, 5016 (cet. Daar Abi Hayan) Muslim No. 2192, Abu Dawud No. 3902, At-Tirmidzi)


Hendaknya mengakhiri berbagai doa tidur dengan doa berikut:

باسمك ربيوضعت جنبي وبك أرفعه إن أ مسكت نفسي فا ر حمها و إ ن أ ر سلتها فاحفظها بما تحفظ به عبادك الصا لحين

“Bismikarabbii wa dho’tu jambii wa bika arfa’uhu in amsakta nafsii farhamhaa wa in arsaltahaa fahfazhhaa bimaa tahfazha bihi ‘ibaadakasshaalihiin.”




“Dengan Nama-Mu, ya Rabb-ku, aku meletakkan lambungku. Dan dengan Nama-Mu pula aku bangun daripadanya. Apabila Engkau menahan rohku (mati), maka berilah rahmat padanya. Tapi apabila Engkau melepaskannya, maka peliharalah, sebagaimana Engkau memelihara hamba-hamba-Mu yang shalih.” (HR. Al-Bukhari No. 6320, Muslim No. 2714, Abu Dawud No. 5050 dan At-Tirmidzi No. 3401)



Disunnahkan apabila hendak membalikkan tubuh (dari satu sisi ke sisi yang lain) ketika tidur malam untuk mengucapkan doa:


لا إ له إ لاالله الواحدالقهاررب السماوات واﻷرض ومابينهماالعز يزالغفار

“laa ilaha illallahu waahidulqahhaaru rabbussamaawaati wal ardhi wa maa baynahumaa ‘aziizulghaffaru.”



“Tidak ada Illah yang berhak diibadahi kecuali Alloh yang Maha Esa, Maha Perkasa, Rabb yang menguasai langit dan bumi serta apa yang ada diantara keduanya, Yang Maha Mulia lagi Maha Pengampun.” (HR. Al-Hakim I/540 disepakati dan dishohihkan oleh Imam adz-Dzahabi)

Apabila merasa gelisah, risau, merasa takut ketika tidur malam atau merasa kesepian maka dianjurkan sekali baginya untuk berdoa sebagai berikut:


أعوذ بكلمات الله التامات من غضبه و شرعباده ومن همزات الشيا طين وأن يحضرون

“a’udzu bikalimaatillahi attammati min ghadhabihi wa ‘iqaabihi wa syarri ‘ibaadihi wa min hamazaatisysyayaathiin wa ayyahdhuruun.”

“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari murka-Nya, siksa-Nya, dari kejahatan hamba-hamba-Nya, dari godaan para syaitan dan dari kedatangan mereka kepadaku.” (HR. Abu Dawud No. 3893, At-Tirmidzi No. 3528 dan lainnya)
Memakai celak mata ketika hendak tidur, berdasarkan hadits Ibnu Umar: “Bahwasanya Rosululloh sholallahu ‘alaihi wassalam senantiasa memakai celak dengan batu celak setiap malam sebelum beliau hendak tidur malam, beliau sholallahu ‘alaihi wassalam memakai celak pada kedua matanya sebanyak 3 kali goresan.” (HR. Ibnu Majah No. 3497)

Hendaknya mengibaskan tempat tidur (membersihkan tempat tidur dari kotoran) ketika hendak tidur. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah sholallahu ‘alaihi wassalam: “Jika salah seorang di antara kalian akan tidur, hendaklah mengambil potongan kain dan mengibaskan tempat tidurnya dengan kain tersebut sambil mengucapkan ‘bismillah’, karena ia tidak tahu apa yang terjadi sepeninggalnya tadi.” (HR. Al Bukhari No. 6320, Muslim No. 2714, At-Tirmidzi No. 3401 dan Abu Dawud No. 5050)

Jika sudah bangun tidur hendaknya membaca do’a sebelum berdiri dari tempat pembaringan, yaitu:

الحمد لله الذي أحيانابعدماأماتناوإليه النشور

“Alhamdulillahilladzii ahyaanaa ba’damaa amaatanaa wa ilayhinnusyuur.”

“Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah ditidurkan-Nya dan kepada-Nya kami dibangkitkan.” (HR. Al-Bukhari No. 6312 dan Muslim No. 2711)

Hendaknya menyucikan hati dari setiap dengki yang (mungkin timbul) pada saudaranya sesama muslim dan membersihkan dada dari kemarahannya kepada manusia lainnya.
Hendaknya senantiasa menghisab (mengevaluasi) diri dan melihat (merenungkan) kembali amalan-amalan dan perkataan-perkataan yang pernah diucapkan.
Hendaknya segera bertaubat dari seluruh dosa yang dilakukan dan memohon ampun kepada Alloh dari setiap dosa yang dilakukan pada hari itu.
Setelah bangun tidur, disunnahkan mengusap bekas tidur yang ada di wajah maupun tangan. “Maka bangunlah Rasulullah sholallahu ‘alaihi wassalam dari tidurnya kemudian duduk sambil mengusap wajah dengan tangannya.” [HR. Muslim No. 763 (182)]
Bersiwak. “Apabila Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasalam bangun malam membersihkan mulutnya dengan bersiwak.” (HR. Al Bukhari No. 245 dan Muslim No. 255)
Beristinsyaq dan beristintsaar (menghirup kemudian mengeluarkan atau menyemburkan air dari hidung). “Apabila salah seorang di antara kalian bangun dari tidurnya, maka beristintsaarlah tiga kali karena sesunggguhnya syaitan bermalam di rongga hidungnya.” (HR. Bukhari No. 3295 dan Muslim No. 238)
Mencuci kedua tangan tiga kali, berdasarkan sabda Rasulullah sholallahu ‘alaihi wassalam: “Apabila salah seorang di antara kamu bangun tidur, janganlah ia memasukkan tangannya ke dalam bejana, sebelum ia mencucinya tiga kali.” (HR. Al-Bukhari No. 162 dan Muslim No.278)
Anak laki-laki dan perempuan hendaknya dipisahkan tempat tidurnya setelah berumur 6 tahun. (HR. Abu Daud, At-Tirmidzi)
Tidak diperbolehkan tidur hanya dengan memakai selimut, tanpa memakai busana apa-apa. (HR. Muslim)
Jika bermimpi buruk, jangan sekali-kali menceritakannya pada siapapun kemudian meludah ke kiri tiga kali (diriwayatkan Muslim IV/1772), dan memohon perlindungan kepada Alloh dari godaan syaitan yang terkutuk dan dari keburukan mimpi yang dilihat. (Itu dilakukan sebanyak tiga kali) (diriwayatkan Muslim IV/1772-1773). Hendaknya berpindah posisi tidurnya dari sisi sebelumnya. (diriwayatkan Muslim IV/1773). Atau bangun dan shalat bila mau. (diriwayatkan Muslim IV/1773).
Tidak diperbolehkan bagi laki-laki tidur berdua (begitu juga wanita) dalam satu selimut. (HR. Muslim)

Maraji’:

Adab Harian Muslim Teladan

Senin, 18 Oktober 2010

Kisah inspiratif

Setiap orang pasti pernah merasakan sesuatu yang terdapat didalam pemikiran dan lubuk hati anda. Namun, tidak semua manusia pula yang bisa langsung mengaplikasikannya kala Rasa itu terbersit, kala rasa itu hadir, kala rasa itu kian tumbuh dalam Qolbu anda. Bahkan terkadang kita kurang menyadari bahwa rasa maupun sinyal itu sesungguhnya telah atau sedang menjumpai diri kita. Namun, karena keterbatasan ataupun hijab yang ada pada diri kita menjadikan rasa itu terkesan biasa saja bahkan tidaklah menjadi sesuatu yang seharusnya jika dimanfaatkan dengan optimal, hal tersebut menjadi sesuatu yang spesial dan teristimewa bagi diri kita. Karena kita mampu membaca, menganalisa, menafsirkan dan mengimplementasikan maksud dari rasa dan sinyal yang seolah hadir bahkan diberikan pengetahuan baik dengan kasat mata maupun indera yang terdapat pada diri manusia.

Pernahkah anda membaca, mendengar, memahami maksud (Hikmah yang terkandung) dari kumpulan kisah terlampir di bawah ini...??
Saya menyebutnya semua kisah ini tentang “Rasa itu”

Man Jadda Wajada
Langkah awal Perjalanan menuju puncak Aris di Indonesian Idol
http://www.youtube.com/watch?v=ZroVc_oxg-4&feature=related

Harapan dari seorang Aris Januarisman
http://www.youtube.com/watch?v=JT9JOpipQlI&feature=related

“Seruan Panggilan Sholat Subuh”

Dikisahkan suatu ketika para Sahabat Rasul terlambat shalat subuh dalam penaklukan benteng Tsatar. Tragedi ini ternyata membuat salah seorang sahabat Anas bin Malik selalu menangis bila mengenangnya. Anas berkata, “Buat apa Tsatar? sungguh shalat subuh telah berlalu dariku. Sepanjang usia, aku tidak akan bahagia seandainya dunia diberikan kepadaku sebagai ganti shalat ini!”

Dikisahkan pula, suatu waktu Ubai bin Kaab berkata: "Rasulullah SAW pernah salat subuh. Beliau bertanya, 'Apakah kalian menyaksikan si Fulan?" Mereka menjawab ' Tidak '. Beliau bertanya lagi hal yang sama. Para sahabat menjawab 'Tidak'. Lalu Rasulullah SAW berkata: " Sesungguhnya dua salat ini (subuh dan isya) adalah salat yang berat bagi orang munafik. Sesungguhnya bila mereka mengetahui apa yang ada dalam salat subuh dan isya, maka mereka akan mendatanginya, sekalipun dengan merangkak."

Begitu mulianya waktu subuh, maka Rasulullah SAW secara khusus berdoa: "Ya Allah berkahilah umatku selama mereka senang bangun subuh." (HR Turmuzi -Abu Daud - Ahmad dan Ibnu Majah).

” Dua rakaat fajar (shalat sunnah sebelum subuh) lebih baik dari dunia dan seisinya” (HR. Muslim)

Rasullullah bersabda: “Berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang banyak berjalan dalam kegelapan(subuh dan Isya’) menuju masjid dengan cahaya yang sangat terang pada hari kiamat” (HR. Abu Dauwud, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah).

Dalam hadis yang berasal dari Abu Hurairah RA, bahwa Nabi SAW bersabda: "Berpagi-pagilah kamu dalam mencari segala hajat atau keperluan, karena sesungguhnya di pagi hari itu terdapat keberkahan."

“Sesungguhnya dua shalat ini (Subuh dan Isya’) adalah shalat yang berat bagi orang munafik. Sesungguhnya, apabila mereka mengetahui apa yang ada dalam shalat Subuh dan Isya’, maka mereka akan mendatanginya, sekalipun dengan merangkak.” (HR Ahmad dan An-Nasa’i)

“Keburukan dikalahkan kebaikan”
Dikisahkan pada saat Nabi Muhammad masih di Mekkah, disaat-saat kaum Quraisy yang masih Kafir (tidak bersyukur : terjemahan asli dari Kufr, lawan kata Syukur atau Syukr), beliau memberikan nasehat-nasehat, dakwah, peringatan-peringatan, dan ajakan kepada semua orang yang beliau kenal untuk mengimani Tuhan dengan sepenuhnya. Ada salah seorang kaum Quraisy saat itu yang sangat membenci Muhammad, ibarat sudah mendarah daging kebencian yang ada di hatinya kepada Nabi Muhammad SAW. Kebetulan rumahnya berada ditepi jalan yang biasa ditempuh oleh Rasulullah kalau mau bersilaturrahmi kepada sahabat-sahabatnya. yang terjadi adalah setiap Rasulullah lewat rumahnya, pasti akan langsung kedengaran suaranya yang meludah ketanah, keras dan berulang, diiringi dengan umpatan-umpatan yang terkadang didengar atau terkadang tidak didengar oleh Rasulullah. Dan ini berlangsung sudah lama dan setiap hari. Sampai suatu hari, saat Rasulullah lewat jalan itu, tidak terdengar suara 'langganan' yang sering beliau dengar dari rumah tersebut. Rasulullah tersenyum, mungkin pikirnya orang tersebut sedang ada keperluan. Tapi sudah beberapa hari, tidak juga muncul suara tersebut, Rasulullah heran. Beliau merasakan ada yang tidak beres dengan orang tersebut.
Akhirnya Rasulullah bertanya-tanya kepada Orang-orang disekitar daerah itu, kemanakah gerangan orang tersebut? Kebanyakan Orang-orang lebih heran lagi, kenapa Muhammad bertanya tentang orang yang sudah jelas-jelas sangat membencinya, dan kebenciannya itu sering ditunjukkan secara nyata. Tapi mereka pada akhirnya memberitahukan juga kepada Rasulullah letak rumah orang tersebut. Akhirnya Rasulullah mendatangi kerumahnya. Didapati oleh beliau, bahwa orang yang sering meludahi dan memaki-makinya tersebut sedang berbaring sendirian, dalam keadaan sakit. Rasulullah akhirnya masuk kerumah orang tersebut, sembari tersenyum tulus dan memegang tangannya dengan penuh kasih, sambil didoakan agar segera sembuh.

orang itu tiba-tiba menangis, dan berkata: "Wahai Muhammad... Saat aku sakit, Orang-orang yang aku hormati, yang aku hargai, yang aku puji-puji, tidak ada satupun yang menjengukku. Tapi engkau Muhammad, orang yang selalu kubenci dengan segenap darah dan hatiku, yang setiap saat melihatmu tidak pernah aku tidak memakimu, meludahimu, tapi cuma engkau yang datang menjengukku. Nabi menjawab, “Aku yakin, engkau meludahiku karena engkau belum tahu tentang kebenaranku. Jika engkau mengetahuinya, aku yakin engkau tak akan lagi melakukannya.” Mendengar ucapan bijak dari manusia utusan Allah swt ini, si wanita menangis dalam hati. Dadanya sesak, tenggorokannya serasa tersekat. Lantas, setelah mengatur nafas akhirnya ia dapat bicara lepas, Sungguh Mulia hatimu Muhammad. Sungguh mulia apa yang engkau ajarkan.
Dan saksikan wahai saudaraku, mulai sekarang, aku bersaksi bahwa Tidak ada Tuhan melainkan Allah, dan Engkau adalah utusanNya.."
(Sumber : Nasiruddin, S.Ag, MM, 2007, Kisah Orang-Orang Sabar, Republika, Jakarta)

Jika amarah itu muncul, tahanlah sekuatnya. Rasulullah menganjurkan kita untuk berwudhu agar godaan itu hilang. Rasulullah pun mengisyaratkan(Dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud (Radliyallohu ‘anhu), jika kita marah dalam keadan berdiri, maka duduklah. Jika saat itu kita dalam keadaan duduk, maka berbaringlah. Usahakan sekuat tenaga untuk menjauhi lokasi yang dapat memancing kemarahan kita. Tentu saja, kita harus mengisi hari-hari kita dengan memperbanyak zikir dan taubat. Memperbanyak istighfar lebih utama daripada mengomel yang cenderung akan membuat luka hati orang lain.

“Dan apabila mereka mendengar perkataan yang tidak bermanfaat, mereka berpaling dari padanya dan mereka berkata, “Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal-amal kamu, kesejahteraan atas dirimu, kami tidak ingin bergaul dengan orang-orang yang jahil.” (Q.S Al-Qashash: 55)

“Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan, seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.” (Q.S. Fushilat: 34)

“Tauhid”
Dikisahkan suatu ketika pernah baginda Rasulullah SAW dihunuskan pedang dan ditanya "Siapakah yang mencegah engkau dariku?" dan Rasul SAW pun menjawab "Allah". Maka jatuhlah pedang tersebut dan baginda mengambilnya dan bersabda "Siapakah yang mencegah engkau dariku?" Lelaki itu menjawab "Adalah engkau hendaknya sebaik-baik orang yang mengambil kebajikan" Rasul SAW menjawab "Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan Melainkan Allah dan aku adalah Rasulullah" Lelaki itu menjawab "Tidak, hanya aku tidak akan memerangimu. Aku tidak akan bersamamu dan aku tidak akan bersama kaum yang memerangimu"

Lantas Baginda Rasulullah SAW melepaskan lelaki berkenaan dan mendekati sahabat-sahabatnya dan bersabda : "Aku datang kepada kamu dari orang yang terbaik antara manusia"

“Berpikir Positif”
Dikisahkan dahulu kala ada seorang wanita yang sempat membenci namanya sendiri dan mengalami pelecehan seksual diusia remajanya dan kini telah menjelma menjadi salah satu dari wanita terkaya di dunia dan menjadi ratu talkshow dunia.
Ia adalah seorang “Oprah Winfrey“.
Alih–alih menyalahkan keadaan, Oprah memberikan reaksi positif terhadap keadaan yang menimpa dirinya.
"Kondisi boleh saja buruk, namun jika kita memberikan reaksi positif dari kondisi tersebut maka kita akan tetap mendapatkan hasil yang positif".

“Sabar”
Hampir setiap orang saat ditanya tentang hakikat sabar, kebanyakan seseorang menjawab “Sabar itu ada batasnya”. Namun, menurut pandanganku sesungguhnya sabar itu tidak ada batasannya. Hanyalah manusia saja yang memiliki keterbatasan sehingga sabar itulah yang kerap menjadi batasannya. Derajat sabar menurutku disesuaikan dengan seberapa bijak anda menyikapi segala sesuatu permasalahan yang hadir dalam kehidupan anda.
Seberapa banyak pula anda mengenal diri anda
Seberapa banyak pula anda memahami keilmuan tentang sabar
Jikalau anda sudah mengenal, memahami dan mengaplikasikan tentang ilmu sabar.
Insya Alloh anda pun akan menuai ilmu tentang keikhlasan.

Diriwayatkan dari Annas bin Malik ra. Ia berkata: "Suatu ketika Rasulullah saw. berjalan melewati seorang perempuan yang berada di dekat kuburan, sedang menangisi kematian suaminya, lalu beliau bersabda: "Betakwalah kepada Allah dan bersabarlah." Mendengar sabda Nabi, perempuan itu menyahut, "Pergilah, Engkau tidak mengalami musibah seperti yang aku alami!" Ia tidak mengenal kalau itu Nabi.
Begitu perempuan itu diingatkan bahwa orang yang menegurnya tadi adalah Rasulullah saw. seketika itu ia datang ke rumah Nabi, lalu ia berkata: "(Maaf, wahai Rasulullah) saya tidak mengenal Engkau."
Lalu Rasulullah SAW bersabda: "Sabar itu terletak pada saat musibah pertama kali mengena (H.R. Al-Bukhari-Muslim).

Dari hadits di atas menunjukkan bahwasanya dunia ini merupakan tempat ujian yang Allah ciptakan untuk menguji hamba-hamba-Nya, sehingga diketahui mana yang shadiq (jujur) dan mana yang kadzab (dusta), mana yang bersyukur dan mana yang kufur. Dan salah satu yang Allah cobakan atau ujikan kepada manusia adalah musibah; dan kewajiban kita adalah menerimanya dengan sabar.

Allah SWT berfirman: "Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa, kecuali dengan izin Allah. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah. Niscaya Dia akan menunjuki hatinya Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (At-Taghabun/64: 11)


Sayyidina Ali r.a. berkata : "Adalah Nabi SAW manusia yang bermurah tangan, manusia yang berlapang dada, manusia yang sangat benar pembicaraan, manusia yang sangat menepati janji, manusia yang teramat lemah-lembut kelakuan dan manusia yang sangat memuliakan kekeluargaan. Barangsiapa melihat Nabi SAW dengan tiba-tiba, niscaya takut kepadanya. Dan barangsiapa bercampur-baur dengan Nabi SAW dengan mengenalnya, niscaya mencintainya. Orang yang menyifatkan Nabi SAW berkata : "Tidak pernah aku melihat sebelumnnya dan sesudahnya orang seperti Nabi SAW"

Dari Anas r.a ia berkata, “Bahwa apabila Rasulullah s.a.w berjabat tangan atau ada orang mengajaknya berjabat tangan, maka baginda tidak melepaskan tangannya terlebih dahulu. Apabila berhadapan wajah, baginda tidak mengalihkan wajahnya sehinggalah orang yang berhadapan dengan baginda mengalihkannya terlebih dahulu. Dan bahagian hadapan lututnya tidak akan kelihatan ketika duduk berhadapan dengan seseorang.” (Diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Dalam hadits lain Rasulullah menyatakan: “Seorang mukmin menjadi mulia karena agamanya, mempunyai kepribadian karena akalnya, dan menjadi terhormat karena akhlaknya” (H.R.Hakim).

Malah Rasulullah mengatakan: “Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaqnya” (H.R.Tirmidzi).

Hidayah
“Mereka berbicara tentang hakikat mengenakan Jilbab”
“Bayangkan, dia mau datang ke pesantren. Mau pakai baju muslim. Mau belajar ngaji. Mau pakai jilbab dan mau salat tahajud. Ini kan benar-benar sebuah hidayah. Kalau dia tidak benar-benar mau jadi wanita muslimah, itu sangat susah. Butuh niat yang suci langsung dari lubuk hati.(Cheche Kirani) “Saya hendak menjalankan ajaran agama secara total, dan karena itu saya mesti berjilbab.“ (Hj. Luthfiah Sungkar)

“Setelah aku mulai memahami Islam, aku merasa sangat dekat dengan-Nya. Aku berusaha melaksanakan semua perintah-Nya. Termasuk mengenakan jilbab “. Ah, kalau aku membenci jilbab, bisa-bisa aku akan membenci Islam..”( Tetraswari D.H)

“Dia memakai kerudung yang, masya Allah, seakan-akan memancarkan cahayanya. Saya termenung dan berpikir dalam hati, kalaulah dia yang menganut Islam selepas Kristen, terpanggil memakai kerudung, kenapa saya yang terlahir sebagai Islam, tidak? “(Wan Azizah Wan Ismail )

Bagian tubuh perempuan yang termasuk aurat dan harus ditutupi lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki. "Kenapa perempuan harus lebih banyak menutupi bagian tubuhnya? Karena perempuan memang dipenuhi dengan bagian tubuh yang berharga dan harus dijaga dengan jiibab atau busana yang menutupnya (Oki Setiana Dewi)

“Kisah seorang Muallaf”
http://samsul-arifin.math.web.id/2007/12/27/mengapa-kami-memilih-islam-navis-b-jolly-inggris/

“Sinyal mimpi itulah Jodohku”
Sebuah Kisah pengalaman Ust.Arifin Ilham tentang hakikat jodoh yang ia alami dan rasakan.

Kalau memang jodoh, tidak akan ke mana-mana! Begitu petuah orang tua. Kisah itulah yang terjadi pada pasangan Arifin dengan Wahyuniati Al-Waly, putri ketiga dari enam bersaudara dari mantan anggota DPR, Drs. Teuku Djamaris. Arifin pertama kali bertemu Yuni saat usai berceramah di kediaman keluarga H. Yusuf di Depok, bulan September 1997. Saat itu Arifin tengah duduk menunggu antrean makan, begitu juga Yuni. Jarak di antara mereka sekitar tiga-empat meter. Tiba-tiba di antara keduanya saling beradu pandang dan keduanya pun saling tersenyum. Hanya beberapa detik saja adu pandang itu berlangsung dan setelah itu mereka pun pulang. Setelah itu, mereka pun tidak pernah saling bertemu, apalagi saling berbicara.

Malam itu Yuni tidak pulang ke rumah orang tuanya di Kompleks DPR di Kalibata, karena ia memang berniat menginap di rumah sahabatnya, Fitrah, di Depok. Semula ia tidak berniat mengikuti pengajian itu, karena niatnya memang hanya ingin kangen-kangenan ke rumah sahabatnya yang sama-sama dari Padang itu. Karena itu, ia pun pergi ke pengajian dengan pakaian seadanya, yaitu celana jins, baju berwarna biru, dan kerudung putih. Tapi, ia tidak merasa rugi mendatangi pengajian itu. “Ustadnya masih muda, cakep, dan materi ceramahnya pun lumayan menarik,” kenangnya.

Meski yakin matanya tidak salah saat melihat kecantikan gadis itu, Arifin tidak mau mengumbar perasaannya. Ia tak berusaha mencari tahu siapa dan dari mana gadis itu. Ia biarkan kehidupannya mengalir sesuai kehendak-Nya. Sebagai makhluk yang berusaha menyerahkan seluruh kehidupannya hanya untuk Allah, dalam urusan jodoh pun ia pasrahkan seutuhnya kepada Sang Mahakuasa. Setiap malam dia bangun kemudian salat tahajud dan berserah diri kepada-Nya.

Sejak masih kuliah di Universitas Nasional, kemudian lulus kuliah, dan selanjutnya menjadi dosen di Universitas Borobudur, sudah beberapa kali ia berteman dengan wanita. Tapi, sejauh itu selalu saja gagal sampai ke pelaminan.

Hari-hari pun berjalan, ternyata Tuhan belum pula menunjukkan tanda-tanda akan hadirnya seorang pujaan hati. Suatu hari, ada salah seorang temannya, Hasan Sandi, yang menawarinya berkenalan dengan seorang gadis. Katanya, “Ustad Arifin... mau tidak kalau saya kenalkan dengan seorang gadis. Dia seorang putri ulama.” “Mau, anaknya tinggal di mana?” Arifin balik bertanya. “Di Kalibata. Tapi, lebih baik kita ketemu di tempat lain saja, deh.”

Suatu hari di bulan Februari 1998 Hasan menghubungi Arifin lagi. Ia mengundang Arifin untuk memberikan ceramah dalam acara syukuran menempati rumah baru. “Nanti saya kenalkan sekalian dengan gadis itu,” kata Hasan. Saat memasuki rumah itu, Arifin kaget ketika melihat salah satu foto yang terpampang di kamar tamu, yang rupanya pernah dia kenal. “Ini, lho, foto gadis itu,” kata Hasan sambil menunjuk foto itu. Bertepatan dengan tangan Hasan menunjuk foto gadis itu, seperti disihir, gadis itu keluar bersama kedua orang tuanya. Hanya beberapa detik, karena setelah itu gadis yang mengenakan celana biru, baju biru, dan kerudung putih itu langsung masuk ke dalam lagi. Saat itu Arifin baru ingat bahwa ia pernah bertemu dengan gadis itu sekitar enam bulan yang lalu, saat ia berceramah di Depok. Kali ini Arifin benar-benar jatuh cinta. Sejak kedua kalinya bertemu gadis itu, ada perasaan yang aneh di hatinya. Bayang-bayang gadis kerudung putih itu terus mengusik kesendiriannya. Tapi, berbeda dengan kebanyakan muda-mudi lain, ia menyampaikan perasaan hatinya kepada Sang Maha Pencipta. Setiap kali bangun malam, ia langsung bersujud dan bersimpuh di hadapan-Nya. Sambil berdoa ia menangis dan memohon petunjuk agar diberikan pendamping hidup yang terbaik untuknya. Selama ini, ia memang selalu memanfaatkan sepertiga malam yang terakhir untuk-Nya. Hanya, kini kualitas dan kuantitas penghambaannya kepada Allah itu kian ditingkatkan. Setiap malam ia salat malam delapan rakaat ditambah witir tiga rakaat. Memasuki hari kesebelas, ia tiba-tiba mengalami kelelahan yang luar biasa hingga ia pun tertidur. Di tengah kelelapan tidurnya, ia bermimpi seolah menjalankan ibadah umroh bersama gadis itu tepat tanggal 1 Muharam. Arifin percaya, mimpinya kali ini bukan sekadar kembang tidur. “Ini adalah petunjuk Allah yang Arifin terjemahkan untuk menikah tanggal 1 Muharam,” tegasnya. Pagi-pagi, usai salat subuh, ia langsung menelepon gadis itu. “Aku Muhammad Arifin Ilham,” katanya memulai pembicaraan. “Aku ingin mengatakan sesuatu kepada kamu. Pertama, aku ingin menikah dengan kamu tanggal 1 Muharam. Kedua, niatku ini karena Allah. Ketiga, karena sunah Rasul. Keempat, aku ingin terbang ke langit. Cuma sayang, sayapku cuma satu. Bagaimana kalau salah satu sayap itu adalah kamu? Kelima, aku butuhkan jawabanmu besok pukul 5 pagi.” Gadis itu terduduk lunglai. Berbagai perasaan menyelimuti kalbunya. Di satu sisi ia merasa tersanjung dan bahagia, tapi di sisi lain ia juga merasa sedih dan khawatir. Bagaimanapun, ia belum mengenal lelaki itu, walaupun ia seorang ustad. Sebagai gadis, selama ini ia belum pernah pacaran atau pergi berduaan dengan lelaki. Selain tidak suka pergi-pergi iseng, pendidikan ayahnya pun sangat ketat. Sudah beberapa kali ia dilamar, tapi selalu ditolak oleh kedua orang tuanya. Karena itu, awalnya ia gamang saat ingin menyampaikan lamaran Arifin itu. Apa boleh buat, lamaran ‘mengagetkan’ dari ustad muda itu harus segera dia sampaikan kepada kedua orang tuanya, karena esok subuh sudah ditunggu jawabannya. Untunglah kedua orang tuanya menyetujuinya. Saat esok harinya, pukul 5 pagi, Arifin telepon dan yang menerima Yuni sendiri, ia yakin lamarannya bakal diterima. Satu bulan kemudian, tepat tanggal 1 Muharam (28 April 1998), Arifin dan Yuni menikah di Masjid Baiturrahman di Kompleks DPR Kalibata. Dua sejoli ini ternyata banyak kesamaannya. Antara lain, Arifin maupun Yuni adalah alumni Pesantren Darunnajah dan Universitas Nasional. Hanya tenggang waktu mereka yang berbeda. Kedua kakek mereka sama-sama memiliki pesantren, yang namanya juga sama, Darussalam.

Curhat Yuni (Istri Ust.Arifin Ilham)
Yuni mengaku bangga menjadi seorang istri ustad. Di benaknya tak pernah terlintas sedikit pun penyesalan untuk memilih sebagai ibu rumah tangga. “Sejak kecil saya sudah memiliki keinginan untuk menjadi istri ustad, karena saya memang dibesarkan dalam keluarga ulama. Karena itulah, saya memilih jadi ibu rumah tangga,” ungkapnya. Yuni dan Arifin membiasakan anak-anaknya salat Subuh berjamaah di masjid. Karena itu, pukul 04.00 kedua anak laki-lakinya wajib bangun dan bersiap pergi ke masjid bersama rombongan ayah mereka. “Itu rutinitas wajib. Setelah dari masjid, anak-anak mengaji dan menghafal Al Quran. Entar ayahnya yang ngetes mereka,” ujarnya. Pernikahan Yuni dan Arifin dilaksanakan pada 28 April 1998. Yuni menuturkan, hubungan mereka sebelum menikah tidak diawali dengan pacaran. Keduanya bahkan tidak pernah bertatap muka. “Sebelum menikah, kami hanya bertatap muka dua kali. Itu pun secara tidak sengaja,” kata ibu tiga anak itu.

Diceritakan yuni pula, sejak sekolah SMP sampai kemudian mengakhiri masa gadisnya, setiap kali usai salat wajib ia selalu berdoa. Tanpa ada yang menyuruh dan tak ada yang mengajarinya, Yuni selalu memohon kepada Tuhan agar mendapatkan jodoh pria dengan 10 kriteria. Antara lain, pria yang saleh, beriman, ganteng, berkecukupan, terkenal, berakhlak mulia, disayang semua umat, bertanggung jawab, dan pintar. Katanya, “Alhamdulillah... semua yang saya mohon itu ternyata ada pada diri Kak Arifin!” (Femina Online)


Apa yang anda rasakan??
Apa yang sudah anda lakukan selama ini??
Apa yang harus anda lakukan saat ini & saat mendatang??

Apa yang anda ketahui tentang Akhlak??
Apa yang anda ketahui tentang hati anda?
Sudah sejauh manakah anda mampu mengenal & menata hati anda dalam menyikapi segala sesuatu peristiwa yang anda temui dalam kehidupan sementara ini?

Setiap manusia yang memiliki hati pasti mengerti akan kehadiran “Rasa/sinyal Itu”

Hal itulah yang terbersit selalu didalam benak pemikiran kita.
Kita tidak akan pernah tahu sejauh mana kita akan melangkah dan mencapai segala sesuatu di kehidupan yang sementara ini??

Yang harus kita lakukan adalah..
Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin.
Kemarin adalah masa lalu..

Sudah sejauh manakah anda mengenal diri anda sendiri?

Sesungguhnya setiap manusia yang masih bisa diberikan mimpi dalam istirahatnya, memiliki impian serta memahami maksud dari itu semua..Sesungguhnya disadari atau tidak kita telah memiliki “Rasa Itu”. Rasa itu hadir. Rasa Itu adalah.....

Bersyukurlah setiap manusia yang masih memiliki dan mendambakan “rasa itu”.
Karena “rasa itu” membuat kita dapat melakukan apa yang harus kita lakukan dan berikan untuk kehidupan ini..

***
Dikisahkan suatu ketika dalam suatu majelis keilmuan Aa’ gym ditanya oleh salah seorang jamaah tentang Akhlak. Beliau pun menjawab ”Akhlak itu adalah respon spontan terhadap suatu kejadian”. Kita tidak bisa memaksa setiap kejadian selalu sesuai dengan keinginan kita, tetapi kita harus memaksa diri kita untuk menyikapi kejadian apapun dengan sikap terbaik kita.

Dikisahkan pula dalam suatu majelis keilmuan Aa’ Gym menjelaskan tentang makna “Stress”. Aa’ Gym menguraikan dengan bahasa yang singkat dan jelas “Stress itu adalah lajunya masalah tidak sebanding dengan lajunya pengetahuan”.

“Barang siapa yang mengenal dirinya akan mengenal Tuhannya”

“Pergilah dan kenali dirimu” (Socrates dan Pyhtagoras)

“Orang-orang yang berbakat sukses adalah orang yang selalu menemukan energi setiap kali ia gagal".(M.Fauzil Adhim, Inspiring Words for Writers)

“kesuksesan 99% dipengaruhi oleh kerja keras, 1% dipengaruhi oleh kejeniusan” (Thomas Alfa Edison)

“Orang yang paling sangat siksanya kelak ialah orang berilmu yang ilmunya tidak bermanfaat baginya.”(HR.Ath Thabrani).

“Ilmu itu laksana lemari (yang tertutup rapat ) dan kunci pembukanya adalah pertanyaan.Oleh sebab itu bertanyalah kalian karena sesungguhnya dalam tanya jawab diturunkan 4 macam pahala,yakni untuk penanya, orang yg berilmu (yang sedang menjawab pertanyaan), para pendengar dan orang yang mencintai mereka.”(HR.Abu Nu’aim).

Orang akan tetap menjadi ahli ilmu yang sejati selama dia masih menuntut. Tetapi apabila pada suatu ketika dia berkata "Aku sudah pintar", maka sesungguhnya dia sudah menjadi bodoh dengan sendirinya. (Luqman Hakim )

Kegagalan biasanya disebabkan oleh satu kelemahan manusia yaitu tidak adanya keseimbangan antara keinginan dan kesungguhan dalam menyempurnakan ikhtiar.

Untuk menjadi apa pun,kita membutuhkan kesungguhan untuk menjadi. Keinginan untuk menjadi,tidak selalu diikuti oleh rencana untuk menjadi,dan jarang sekali diikuti oleh tindakan untuk betul-betul menjadi.Kesungguhan itu vital,tapi kesungguhan itu seperti asap yang mudah menghilang,yang jika muncul lagi, mungkin dengan bentuk baru,akan menghilang dengan cara yang sama. Bersungguh-sungguhlah. (Mario Teguh)

Ciri orang yang beradab ialah dia sangat rajin dan suka belajar, dia tidak malu belajar daripada orang yang berkedudukan lebih rendah darinya (Confucius)

Allah telah membuat satu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap penjuru,tetapi (penduduknya) kufur (tidak bersyukur atau tidak bekerja untuk menampakkan) nikmat-nikmat Allah (yang terpendam). Oleh karena itu,Allah menjadikan mereka mengenakan pakaian kelaparan dan ketakutan disebabkan oleh perbuatan (ulah) yang selalu mereka lakukan (QS.An-Nahl [16]: 112).

Dan barangsiapa yang bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri, dan barangsiapa yang kufur (tidak bersyukur),maka sesungguhnya Tuhanku Mahakaya (tidak membutuhkan sesuatu) lagi Mahamulia (QS An-Naml [27]: 40)

"Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?” (Q.S. Ar-Rahman:13,16,18....77) -> diulang sebanyak 31 kali

Sumber :
Tim Kepanitiaan Ifthor Jama'i (Senin-Kamis) YISC Al-Azhar Jakarta


by RENUNGAN N KISAH INSPIRATIf

Senin, 11 Oktober 2010

nikmat yang sering terlupa

Allah berfirman:
وَإِن تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللهِ لاَ تُحْصُوهَا إِنَّ اللهَ لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ

"Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Qs. An-Nahl: 18)


NIKMAT SEHAT Di antara kenikmatan Allah yang sangat banyak adalah kesehatan. Kesehatan merupakan kenikmatan yang diakui setiap orang, memiliki nilai yang besar. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah menyebutkan hal ini dengan sabdanya:
مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ مُعَافًى فِي جَسَدِهِ آمِنًا فِي سِرْبِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا

"Barangsiapa di antara kamu masuk pada waktu pagi dalam keadaan sehat badannya, aman pada keluarganya, dia memiliki makanan pokoknya pada hari itu, maka seolah-olah seluruh dunia dikumpulkan untuknya." (HR. Ibnu Majah, no: 4141; dan lain-lain; dihasankan oleh Syaikh Al-Albani di dalam Shahih Al-Jami’ush Shaghir, no: 5918)

Kita melihat kenyataan manusia yang rela mengeluarkan biaya yang besar untuk berobat, ini bukti nyata mahalnya kesehatan yang merupakan kenikmatan dari Allah Ta’ala.


Akan tetapi kebanyakan manusia lalai dari kenikmatan kesehatan ini, dia akan ingat jika kesehatan hilang darinya.
Diriwayatkan bahwa seseorang mengadukan kemiskinannya dan menampakkan kesusahannya kepada seorang ‘alim. Maka orang ‘alim itu berkata: “Apakah engkau senang menjadi buta dengan mendapatkan 10 ribu dirham?”, dia menjawab: “Tidak”. Orang ‘alim itu berkata lagi: “Apakah engkau senang menjadi bisu dengan mendapatkan 10 ribu dirham?”, dia menjawab: “Tidak”. Orang ‘alim itu berkata lagi: “Apakah engkau senang menjadi orang yang tidak punya kedua tangan dan kedua kaki dengan mendapatkan 20 ribu dirham?”, dia menjawab: “Tidak”. Orang ‘alim itu berkata lagi: “Apakah engkau senang menjadi orang gila dengan mendapatkan 10 ribu dirham?”, dia menjawab: “Tidak”. Orang ‘alim itu berkata: “Apakah engkau tidak malu mengadukan Tuanmu (Allah subhanahu wa ta'ala ) sedangkan Dia memiliki harta 50 ribu dinar padamu”. (Lihat: Mukhtashar Minhajul Qashidin, hlm: 366)

DUA KENIKMATAN, BANYAK MANUSIA TERTIPU

Oleh karena itulah seorang hamba hendaklah selalu mengingat-ingat kenikmatan Allah yang berupa kesehatan, kemudian bersyukur kepada-Nya, dengan memanfaatkannya untuk ketaatan kepada-Nya. Jangan sampai menjadi orang yang rugi, sebagaimana hadits di bawah ini:

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ (خ 593

"Dari Ibnu Abbas, dia berkata: Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Dua kenikmatan, kebanyakan manusia tertipu pada keduanya: kesehatan dan waktu luang." (HR. Bukhari, no: 5933)

Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata: “Kenikmatan adalah keadaan yang baik, ada yang mengatakan kenikmatan adalah manfaat yang dilakukan dengan bentuk melakukan kebaikan untuk orang lain." (Fathul Bari Syarh Shahih Bukhari, penjelasan hadits no: 5933)


Kata “maghbuun” secara bahasa artinya tertipu di dalam jual-beli, atau lemah fikiran.

Al-Jauhari rahimahullah: “Berdasarkan ini, kedua (makna itu) bisa dipakai di dalam hadits ini. Karena sesungguhnya orang yang tidak menggunakan kesehatan dan waktu luang di dalam apa yang seharusnya, dia telah tertipu, karena dia telah menjual keduanya dengan murah, dan fikirannya tentang hal itu tidaklah terpuji." (Fathul Bari)
Ibnu Baththaal rahimahullah berkata: “Makna hadits ini bahwa seseorang tidaklah menjadi orang yang longgar (punya waktu luang) sehingga dia tercukupi (kebutuhannya) dan sehat badannya. Barangsiapa yang dua perkara itu ada padanya, maka hendaklah dia berusaha agar tidak tertipu, yaitu meninggalkan syukur kepada Allah terhadap nikmat yang telah Dia berikan kepadanya. Dan termasuk syukur kepada Allah adalah melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Barangsiapa melalaikan hal itu maka dia adalah orang yang tertipu." (Fathul Bari)

Kemudian sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam di atas “kebanyakan manusia tertipu pada keduanya” ini mengisyaratkan bahwa orang yang mendapatkan taufiq (bimbingan) untuk itu, orangnya sedikit.


Ibnul Jauzi rahimahullah berkata: “Kadang-kadang manusia itu sehat, tetapi dia tidak longgar, karena kesibukannya dengan penghidupan. Dan kadang-kadang manusia itu cukup (kebutuhannya), tetapi dia tidak sehat. Maka jika keduanya terkumpul, lalu dia dikalahkan oleh kemalasan melakukan kataatan, maka dia adalah orang yang tertipu. Kesempurnaan itu adalah bahwa dunia merupakan ladang akhirat, di dunia ini terdapat perdagangan yang keuntungannya akan nampak di akhirat.

Maka barangsiapa menggunakan waktu luangnya dan kesehatannya di dalam ketaatan kepada Allah, maka dia adalah orang yang pantas diirikan. Dan barangsiapa menggunakan keduanya di dalam maksiat kepada Allah, maka dia adalah orang yang tertipu. Karena waktu luang akan diikuti oleh kesibukan, dan kesehatan akan diikuti oleh sakit, jika tidak terjadi maka masa tua (pikun).

Sebagaimana dikatakan orang “Panjangnya keselamatan (kesehatan) dan tetap tinggal (di dunia) menyenangkan pemuda. Namun bagaimanakah engkau lihat panjangnya keselamatan (kesehatan) akan berbuat? Akan mengembalikan seorang pemuda menjadi kesusahan jika menginginkan berdiri dan mengangkat (barang), setelah (sebelumnya di waktu muda) tegak dan sehat.” (Fathul Bari)
Ath-Thayyibi rahimahullah berkata: “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam membuat gambaran bagi mukallaf (orang yang berakal dan dewasa) dengan seorang pedagang yang memiliki modal. Pedagang tersebut mencari keuntungan dengan keselamatan modalnya. Maka caranya dalam hal itu adalah dia memilih orang yang akan dia ajak berdagang, dia selalu menetapi kejujuran dan kecerdikan agar tidak merugi. Kesehatan dan waktu luang adalah modal, seharusnya dia (mukallaf) berdagang dengan Allah dengan keimanan, berjuang menundukkan hawa-nafsu dan usuh agama, agar dia mendapatkan keberuntungan kebaikan dunia dan akhirat. Hal ini seperti firman Allah:

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَى تِجَارَةٍ تُنجِيكُم مِّنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ

"Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (Qs. As-Shaaf: 10) dan ayat-ayat berikutnya.

Berdasarkan itu dia wajib menjauhi ketatan kepada hawa-nafsu dan berdagang/kerja-sama dengan setan agar modalnya tidak sia-sia bersama keuntungannya.


Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam di dalam hadits tersebut “kebanyakan manusia tertipu pada keduanya” seperti firman Allah:
وَقَلِيلٌ مِّنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ

"Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang berterima kasih." (Qs. Sabaa': 13)


“Kebanyakan” di dalam hadits itu sejajar dengan “sedikit” di dalam ayat tersebut.” (Fathul Bari)

Al-Qadhi Abu Bakar bin Al-‘Arabi rahimahullah berkata: “Diperselisihkan tentang kenikmatan Allah yang pertama (yakni yang terbesar) atas hamba. Ada yang mengatakan “keimanan”, ada yang mengatakan “kehidupan”, ada yang mengatakan “kesehatan”. Yang pertama (yaitu keimanan) lebih utama, karena hal itu kenikmatan yang mutlak (menyeluruh). Adapun kehidupan dan kesehatan, maka keduanya adalah kenikmatan duniawi, dan tidak menjadi kenikmatan yang sebenarnya kecuali jika disertai oleh keimanan. Dan di waktu itulah banyak manusia yang merugi, yakni keuntungan mereka hilang atau berkurang. Barangsiapa mengikuti hawa-nafsunya yang banyak memerintahkan keburukan, selalu mengajak rileks, sehingga dia meninggalkan batas-batas (Allah) dan meninggalkan menekuni ketaatan, maka dia telah merugi. Demikian juga jika dia lonnggar, karena orang yang sibuk kemungkinan memiliki alasan, berbeda dengan orang yang longgar, maka alasan hilang darinya dan hujjah (argumen) tegak atasnya." (Fathul Bari
)

Maka sepantasnya hamba yang berakal bersegera beramal shalih selama kesempatan masih ada. Hanya Allah Tempat memohon pertolongan.
Penulis: Ustadz Muslim Atsari